Sebuah pesan masuk ke ponselku pagi itu. Datang dari Mbak Sanie B
Kuncoro;
Ini dari Vero:
Mbak… Mbak… Ceritanya kan kami buka
fb… Yudhi nanya pendapat orang2 ttg cover buku barunya. Hmmm… kethoke kog
judule agak kurang pas secara grammar: miracle journey... kalo dari ilmu kuliahku dulu, dalam bayanganku
secara gramatika mestinya A Miraculous Journey.
Minta tolong mas yudhi cek sama ahli inggris mungkin mbak... mungkin
juga judul itu udah bener, aku yang sok tau… hihihi…
Pesan itu ternyata terusan sms dari mbak vero, yang dulu berkerja di
Femina.
Hanya satu sms saja, namun itu langsung membuat saya kelimpungan. Hampir
2 tahun buku itu sesekali saya promosikan, gak pernah ada yang suara-suara protes
soal judulnya. Maka saya pun langsung mencoba search di internet. Namun ternyata judul Miracle Journey juga dipakai oleh beberapa penulis sebagai judul bukunya.
Bahkan ada pula sebuah game yang memakai judul itu.
Gak sampai di situ, saya juga menghubungi 2 ahli bahasa inggris yang saya
pikir layak dipercaya. Yang pertama mbak Rini Badariah yang menerjemahkan buku
saya Mata Air Air Mata Kumari ke
dalam bahasa Inggris. Balasan beliau;
Kalo maksudnya perjalanan ajaib=
miraculous journey, mas.
Kalo perjalanan keajaiban = miracle
journey.
Saya langsung merasa lega. Awalnya buku ini judulnya Perjalanan Penuh Keajaiban. Tapi dirasa kurang menjual, maka saya
ubah menjadi Miracle Journey. Pada
intinya: tak sekedar tokoh utama yang menjalani keajaibannya dalam setiap perjalanan,
namun keajaiban juga bergerak melakukan perjalanannya sendiri. So, saya merasa judul
isi dalam buku saya dapat sesuai dengan kedua judul itu, entah itu Miraculous Journey ataupun Miracle Journey.
Kawan saya, Titik, pengajar di ELTI juga membalas begini;
Aku gak bilang salah loh mas. Tapi secara
grammar emg yg btl miraculous. Tp spt kt unaffair itu di kamus gak ada, tapi
utk hal yang bukan akademik, hal2 semacam itu kan banyak digunakan. Ky kata funner skr sudah mulai banyak digunakan,
padahal secara grammar yg btl more fun…
Satu sms lagi;
Tapi yen wis berhubungan dg art aku
ra arep nyalahne. Kyo lagune Daniel Bedingfield, he don’t love you like I love you, yo gak ono sing
mengharuskan diganti jd doesn’t. Grammar
tak berdaya di depan seni, cealah :D
Oke jadi kesimpulannya saya tetap memakai Miracle Journey :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar